Bertauhid itu menyatu, manunggal.
Jika engkau bertauhid, maka menyatulah dengan semesta karena semesta adalah bagian kecil dari Kekasihmu Yang Maha Besar.
Jika engkau sesuaikan ritmemu dengan suara alam, maka akan engkau dapati semesta sibuk bertasbih pada Kekasihmu.
Dan begitu nuranimu menyatu, maka akan kau dengar panggilan, bagaimana semestinya dirimu bekerja merawat dan memelihara alam semesta.
Yang bertauhid itu tak bernafsu melawan & menaklukkan alam, melainkan sibuk merawat dan memelihara peradaban semesta.
Sungkem katur Mbah Yai Sahal Mahfudh (alm), tabarrukan dengan karya beliau “Nuansa Fiqh Sosial” (1994). Lahu alfatihah.
Yuk komen